Jumat, 28 November 2008

SLE

(SISTEMISC LUPUS ERYTHEMATOSUS)

  1. Pengertian

§ SLE (Sistemisc lupus erythematosus) adalah penyakti radang multisistem yang sebabnya belum diketahui, dengan perjalanan penyakit yang mungkin akut dan fulminan atau kronik remisi dan eksaserbasi disertai oleh terdapatnya berbagai macam autoantibodi dalam tubuh

§ SLE adalah suatu sindrom klinis yang melibatkan banyak organ dan memberikan gejala klinis yang beragam. Etiologi serta patogenesis kelainan ini masih belum pasti, disertai fase remisi dan eksaserbasi pada satu atau beberapa organ, dan bersifat kronis adakalanya progresif pleomorfik. Perjalanan penyakit ini dapat ringan atau berat, secara terus menerus atau rekuren, menimbulkan kerusakan jaringan akibat proses radang yang ditimbulkannya

  1. Etiologi

Sampai kini penyebab pasti tidak diketahui. Namun gabungan antara faktor genetik dan lingkungan yang mendukung (stress) bisa dijadikan penyebab tercetusnya lupus. Tidak ada angka pasti yang bisa menunjukkan bahwa lupus bisa diturunkan, namun begitu diperkirakan orang yang memiliki keluarga berpenyakit lupus memiliki kemungkinan terkena lupus sebesar 5-12% lebih besar ketimbang orang normal. Sementara itu, ada beberapa penyebab yang memungkinkan munculnya lupus, termasuk cahaya ultraviolet, pemakaian obat dan antibiotic tertentu, infeksi atau virus, hormones & stress.

  1. Klasifikasi

Ragam Lupus pun bermacam-macam :

1. Discoid lupus (atau dikenal sebagai Cutaneous lupus), merupakan lupus yang menyerang kulit dan paling banyak ditemukan

2. Systemic lupus merupakan jenis lupus yang paling "repot" karena menyerang beragam sistem tubuh, termasuk kulit, darah, sendi, paru-paru, ginjal, jantung, otak dan sistem saraf

3. Drug-induced lupus yang biasa muncul ketika seseorang meminum obat tertentu dan gejalanya bisa hilang setelah obat tersebut dihentikan pemakaianannya. Karenanya kita perlu waspada dalam mengkonsumsi obat, bahkan obat yang diberikan oleh dokter. Adalah bijaksana bila kita dan paramedic merujuk dan menelaah riwayat kesehatan yang kita miliki.

  1. Patofisiologi

Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan autoantibodi yang berlebihan. Gangguan imunoregulasi ini ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-faktor genetik, hormonal (sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang biasanya terjadi selama usia reproduktif) dan lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal). Obat-obat tertentu seperti hidralazin, prokainamid, isoniazid, klorpromazin dan beberapa preparat antikonvulsan di samping makanan seperti kecambah alfalfa turut terlibat dalam penyakit SLE akibat senyawa kimia atau obat-obatan.
Pada SLE, peningkatan produksi autoantibodi diperkirakan terjadi akibat fungsi sel T-supresor yang abnormal sehingga timbul penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan. Inflamasi akan menstimulasi antigen yang selanjutnya serangsang antibodi tambahan dan siklus tersebut berulang kembali.

  1. Pathway

Faktor genetik dan lingkungan, cahaya ultraviolet, pemakaian obat

dan antibiotic infeksi atau virus, hormones & stress




















Interaksi antara gen








Lesi pada kulit







Gangguan integritas kuit








Gangguan mobilitas fisik




Gangguan citra tubuh



  1. Manifestasi Klinis

1. Sistem Muskuloskeletal
Artralgia, artritis (sinovitis), pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari.

2. Sistem integument

Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal hidung serta pipi. Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.

3. Sistem kardiak
Perikarditis merupakan manifestasi kardiak.

4. Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura.

5. Sistem vaskuler

Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.

6. Sistem perkemihan
Glomerulus renal yang biasanya terkena.

7. Sistem saraf

Spektrum gangguan sistem saraf pusat sangat luas dan mencakup seluruh bentuk penyakit neurologik, sering terjadi depresi dan psikosis.

  1. Komplikasi

1. Anemia

2. Penekanan sum-sum tulang (efek obat-obat sitotoksik)

3. Dermatosis dan atritis lupus

4. Gangguan ginjal

5. Hipertensi

6. Penambahan berat badan

  1. Evaluasi diagnostik

Diagnosis SLE dibuat berdasarkan pada riwayat sakit yang lengkap dan hasil pemeriksaan darah. Gejala yang klasik mencakup demam, keletihan serta penurunan berat badan dan kemungkinan pula artritis, peuritis dan perikarditis.
Pemeriksaan serum : anemia sedang hingga berat, trombositopenia, leukositosis atau leukopenia dan antibodi antinukleus yang positif. Tes imunologi diagnostik lainnya mendukung tapi tidak memastikan diagnosis.

  1. Penatalaksanaan Medis

1. Preparat NSAID untuk mengatasi manifestasi klinis minor dan dipakai bersama kortikosteroid, secara topikal untuk kutaneus.

2. Obat antimalaria untuk gejal kutaneus, muskuloskeletal dan sistemik ringan SLE

3. Preparat imunosupresan (pengkelat dan analog purion) untuk fungsi imun.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik difokuskan pada gejala sekarang dan gejala yang pernah dialami seperti keluhan mudah lelah, lemah, nyeri, kaku, demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup serta citra diri pasien.

2. Kulit
Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau leher.

3. Kardiovaskuler
Friction rub perikardium yang menyertai miokarditis dan efusi pleura.
Lesi eritematous papuler dan purpura yang menjadi nekrosis menunjukkan gangguan vaskuler terjadi di ujung jari tangan, siku, jari kaki dan permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tanga.

4. Sistem Muskuloskeletal
Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari.

5. Sistem integument

Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal hidung serta pipi. Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.

6. Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura.

7. Sistem vaskuler

Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis

8. Sistem Renal
Edema dan hematuria.

9. Sistem saraf
Sering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan kejang-kejang,
korea ataupun manifestasi SSP lainnya.

B. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan kerusakan jaringan

2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit, penumpukan kompleks imun.

3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelemahan otot, rasa nyeri pada saat bergerak, keterbatasan daya tahan fisik.

4. Gangguan citra tubuh berhubungqan dengan perubahan dan ketergantungan fisaik serta psikologis yang diakibatkan penyakit kronik

C. Intervensi

1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan kerusakan jaringan

Tujuan : Setelah dilakuakn tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan nyeri berkurang / hilang.

NOC : Pain Control

Kriteria Hasil :

· Mengenal faktor penyebab

· Mengenal serangan nyeri

· Gunakan tindakan preventif

· Gunakan tindakan pertolongan non analgetik

· Gunakan analgetik yang tepat

Keterangan Skala :

1 : Tidak pernah dilakukan

2 : Jarang dilakukan

3 : Kadang dilakukan

4 : Sering dilakukan

5 : Selalu dilakukan

NIC : Pain Management

Internevsi :

a. Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan faktor presipitasi

b. Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan

c. Berikan dukungan terhadap pasien dan keluarga

d. Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab, berapa lama terjadi dan tindakan pencegahan

e. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi

f. Berikan analgetik sesuai anjuran

g. Tingkatkan tidur istirahat yang cukup

h. Monitor kenyamanan pasien terhadap management nyeri

2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit, penumpukan kompleks imun

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kerusakan kulit dapat dihindari.

Criteria hasil :

NOC : Integritas jaringan

§ Integritas kulit yang baik bias dipertahankan

§ Tidak ada luka atau lesi pada kulit

§ Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang.

§ Mampu melindungi kulit dan memepertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami.

NIC : Manajemen tekanan

a. Anjurkan pasien mengenakan pakaian yang longgar

b. Hindari kerutan pada tempat tidur

c. Jaga kebersihan kulit agar cepat bersih dan kering

d. Mobilisasi pasien secara teratur

e. Monitor kulit akan adanya kemerahan

3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelemahan otot, rasa nyeri pada saat bergerak, keterbatasan daya tahan fisik.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan mobilitas fisik kembali normal.

NOC : Joint movement active

Criteria hasil :

§ Klien meningkat dalam aktifitas fisik

§ Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas

§ Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah

§ Memperagakan pengguanaan alat bantu untuk mobilisasi

Skala penilaian NOC :

1. tidak pernah menujukan

2. jarang menunjukan

3. kadang menunjukan

4. sering menunjukan

5. selalu menunjukan

NIC :Exercise therapy : ambulation

a. Monitor TTV sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan

b. Kaji kemampuan klien dalam mobiisasi

c. Beri aat Bantu jika pasien membutuhkan

d. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi, berikan bantuan jika diperlukan.

e. Dampingi pasien dan saat mobilisasi

4. Gangguan citra tubuh berhubungqan dengan perubahan dan ketergantungan fisaik serta psikologis yang diakibatkan penyakit kronik

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan gangguan citra tubuh dapat berkurang

NOC : Citra tubuh

Kriteria Hasil :

· Kongruen antara realitas tubuh, ideal tubuh, dan wujud tubuh

· Kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh

· Mengidentifikasi kekuatan personal

· Memelihara hubungan social yang dekat dan hubungan personal

Intervensi :

a. Pantau frekuensi pernyataan yang mengkritik diri

b. ajarkan keluarga pentingnya respon mereka terhadap peubahan tubuh

c. dengarkan pasien / keluarga secara aktif

d. beri dorongnan kepada pasien / keluarga untuk mengungkapkan perasaan

e. berikan perawatan dengan cara yang tidak menghakimi, peihara privasi.

D. Evaluasi

1. Dx 1 : Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan kerusakan jaringan

Kriteria Hasil :

· Mengenal faktor penyebab

· Mengenal serangan nyeri

· Gunakan tindakan preventif

· Gunakan tindakan pertolongan non analgetik

· Gunakan analgetik yang tepat

Keterangan Skala :

1 : Tidak pernah dilakukan

2 : Jarang dilakukan

3 : Kadang dilakukan

4 : Sering dilakukan

5 : Selalu dilakukan

2. Dx 2 :Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit, penumpukan kompleks imun

Criteria hasil :

§ Integritas kulit yang baik bias dipertahankan

§ Tidak ada luka atau lesi pada kulit

§ Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang.

§ Mampu melindungi kulit dan memepertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami.

Keterangan skala :

1. Tidak pernah menujukan

2. jarang menunjukan

3. kadang menunjukan

4. sering menunjukan

5. selalu menunjukan

3. Dx 3 : Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelemahan otot, rasa nyeri pada saat bergerak, keterbatasan daya tahan fisik

Criteria hasil :

§ Klien meningkat dalam aktifitas fisik

§ Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas

§ Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah

§ Memperagakan pengguanaan alat bantu untuk mobilisasi

Keterangan skala :

1. Tidak pernah menujukan

2. jarang menunjukan

3. kadang menunjukan

4. sering menunjukan

5. selalu menunjukan

4. Dx 4 : Gangguan citra tubuh berhubungqan dengan perubahan dan ketergantungan fisaik serta psikologis yang diakibatkan penyakit kronik

Criteria hasil :

· Kongruen antara realitas tubuh, ideal tubuh, dan wujud tubuh

· Kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh

· Mengidentifikasi kekuatan personal

· Memelihara hubungan social yang dekat dan hubungan personal

Keterangan skala :

1. Tidak pernah menujukan

2. jarang menunjukan

3. kadang menunjukan

4. sering menunjukan

5. selalu menunjukan








DAFTAR PUSTAKA

Gordon et all. 2002. Nanda Nursing Diagnoses. Definition and classification 2001-

2002. Phildelpia : NANDA

Harahap, M . 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokratis

Johnson, marion, dkk. 2000. IOWA Intervention Project Nursing Outcomes

Classifition (NOC), Second Edition. USA : Mosby

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : EGC

Mccloskey, joane C.dkk. 1996. IOWA Intervention Project Nursing Intervention

Classifition (NOC), Second Edition. USA : Mosby

Smeltzer, S.C dan Bare, B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikial Bedah Brunner and Sudath, Edisi 8. Jakarta : EGC

www, google. com


Tidak ada komentar: